Gen Z Makin Menderita dalam Sistem Kapitalisme

 

MutiaraUmat.com -- Generasi Z atau Gen Z yang lahir antara tahun 1997-2012 kerap menjadi sorotan karena mereka sangat rentan terhadap masalah mental daripada generasi sebelumnya. Fakta mengejutkan bahwa generasi Z telah menderita krisis paruh baya (Midlife Crisis) lebih awal dari biasanya. Sekitar sebanyak 38 % dari mereka telah mengalami krisis paruh baya akibat tekanan finansial yang luar biasa. Para generasi ini merasa terjebak dalam kecemasan, kelemahan, dan ketidakpuasan hidup. (Okezone.com, 18/01/2025)

Bahwa ada 60 % dan 45 % laki-laki Gen Z khawatir jika tingginya biaya hidup akan menjadi penghalang untuk keamanan finansial dimasa depan. Sehingga ada beberapa dari Gen Z lebih menolak tawaran pekerjaan ketika budaya perusahaan dan fasilitas tempat kerja tidak sesuai dengan keinginan dan atau kebutuhan mereka.

Badan Pusat Statistika menginformasikan bahwa hampir 10 juta penduduk Indonesia Gen Z berusia 15-24 tahun menganggur atau tanpa kegiatan. Keadaan ini sangat miris dan tidak serta merta terjadi melainkan sudah ada rentetan masalah pendidikan dan ketersediaan lapangan pekerjaan yang belum terselesaikan di negeri ini.

Jika kita lihat bahwasannya di Indonesia mayoritas umat muslim namun dalam hal pendidikan agama yang diberikan di sekolahan hanya dibuat formalitas saja yaitu hanya 2 jam setiap minggunya. Karena sistem pendidikannya mengikuti sekulerisme yang memisahkan agama dari kehidupan, sehingga wajar pelajaran agama hanya sebagai formalitas saja.

Sehingga dengan adanya informasi yang mengatakan bahwa 10 juta Gen Z mengalami pengangguran adalah hal yang wajar sebab secara mentalitas dan antusiasme mereka sangatlah minim. Ternyata kualitas yang seperti ini adalah hal yang tidak diharapkan oleh perusahaan tertentu yang ada di Indonesia. Perusahaan tidak mau berspekulasi merebut pegawainya yang tidak berkompetensi dan tidak memiliki akhlak. 

Belum juga adanya fenomena Fear of Missing Out (FOMO) menjadi gaya hidup yang berdampak negatif bagi Gen Z. Gaya hidup yang bersaing tidak sehat di media sosial menjadi salah satu dampak buruk. Seperti pinjaman berbunga, Game Online dan Judi Online. Gaya hidup ini menjadikan anak muda memaksakan segala sesuatu secara berlebihan tanpa perhitungan dan pemikiran yang benar. 

Tentu saja gaya yang dilakukan oleh Gen Z ini sejatinya karena buah busuk dari diterapkannya sistem kapitalisme yang rusak sehingga wajar untuk bergaya hidup bebas, hedonistik dan konsumerisme. Kesenangan dunia pun menjadi dominasi dan prioritas bagi mereka. Lupa akan akhirat tempat yang sejati dalam kehidupan ini. 

Pemuda dalam pandangan Islam sangat berpotensi besar dan mempunyai kekuatan yang luar biasa yang sangat dibutuhkan umat. Pemuda adalah sebagai agen perubahan dalam kebangkitan Islam. Mereka mempunyai potensi keimanan, keikhlasan, ghirah dan amal saleh yang harus terus dipupuk dan terus berkembang sesuai dengan pendidikan Islam yang benar. 

Negara juga sangat berperan untuk memberikan pendidikan yang sesuai dengan syariat Islam sehingga mampu melahirkan generasi emas dalam melanjutkan estafet perjuangan Islam. Negara dalam Islam juga menyediakan fasilitas pendidikan yang terbaik dan juga gratis bisa untuk semua warga negaranya. 

Pendidikan Islam berdasarkan akidah Islam sehingga muncul ketakwaan individu yang mempunyai akhlakul karimah pada setiap individu. Mereka akan senantiasa menjadi pemuda yang tangguh dan andal dalam menghadapi tantangan zaman. Pemuda dambaan umat harus pemuda yang hebat dalam pandangan Allah bukan pandangan manusia.

Pemuda yang hebat adalah karena keimanannya kepada Allah kuat dan kokoh. Oleh karena itu jika ingin melahirkan generasi yang hebat maka syaratnya adalah iman. Generasi saat ini yang terkenal sebagai Gen Z juga mampu menjadi generasi yang hebat ketika mereka terus kita sadarkan pentingnya kehidupan yang hakiki.

Oleh karena itu Gen Z harus dibangun kesadarannya akan kewajiban menerapkan aturan Islam secara kaffah. Diberikan gambaran bahwa kemuliaan orang-orang yang berjuang menerapkan kewajiban tersebut sehingga terdorong untuk menjadi bagian barisan pejuang Islam. Karena hanya pemuda yang tangguh dan kokoh keimanannya yang mampu dalam membawa kebangkitan Islam. 

Wallahu a'lam bishshawab. []


Dewi Nur Hasanah (Aktivis Muslimah)

0 Komentar