Inilah Tips Mencegah Brain Rot

MutiaraUmat.com -- Menanggapi fenomena brain rot atau pembusukan otak yang terjadi karena kecanduan konten berkualitas rendah atau receh, Direktur Siyasah Institute Ustaz Iwan Januar membagikan 4 tips untuk mencegahnya. 

"Pertama, membatasi waktu penggunaan gadget atau diet melihat layar gadget. Orang Indonesia, dari satu riset sehari itu 5,5 jam membuka HP dan scrolling tanpa disadari," tuturnya dalam Kabar Petang: Brain Rot Kecanduan Konten Receh, Kamu Termasuk? di kanal YouTube Khilafah News, Senin (30/12/2024). 

Kedua, ia menyarankan agar pengguna mengonsumsi konten-konten yang berkualitas, seperti konten ceramah, menonton atau membaca berita terkait politik dan membaca buku sehingga otak terbiasa fokus dan berpikir lebih mendalam.

Ketiga, rutin melakukan aktivitas fisik, seperti olahraga, berkebun, dan sebagainya. Keempat, melakukan interaksi atau bertemu secara langsung dengan orang lain, seperti ngobrol dan diskusi. 

Menyasar Semua Umur

Bukan hanya kepada anak muda, Ustaz Iwan mengingatkan, brain rot ini bisa menyasar semua usia. "Secara umum semua usia itu bisa terpapar yang namanya brain rot, baik itu gen Z, millenial, baby boomer. Kalau dia sudah masuk ke dalam dunia maya, ke media sosial dan kemudian addicted (kecanduan) untuk men-scroll, melihat konten-konten di media sosial maka akan sangat rentan mengalami brain rot," ujarnya.

Seperti diketahui, brain rot atau pembusukan otak bukanlah kondisi medis, melainkan sebuah istilah yang menggambarkan kondisi kesehatan mental seseorang yang mengalami kedangkalan berpikir, sulit fokus, nalar yang pendek, dan lain-lain. 

"Secara sosial, akhirnya orang-orang yang sudah mengalami brain rot ini, kalau istilah anak muda sekarang ini suka ngangong-ngangong, gitu. Kalau diajak serius tuh berat. Diajak nonton film yang serius, mikirnya susah. Diajak baca buku juga sangat berat karena sudah terbiasa dengan konten yang cepat, yang sifatnya hiburan-hiburan aja, enggak perlu mikir panjang," bebernya. 

Ia juga mengingatkan para pengguna agar bijak dalam bermedia sosial sehingga terhindar dari brain rot. "Harus bijak menggunakan teknologi, terutama media sosial. Memang teknologi itu kan banyak manfaatnya, tapi kalau kita enggak bijak maka akhirnya kita akan terseret dalam addicted media sosial, termasuk addicted pada konten-konten yang tidak bermutu atau receh sehingga rentan mengalami brain rot," jelasnya. 

Ia menilai, brain rot adalah salah satu sisi gelap yang mesti dihindari para pengguna di tengah kemajuan teknologi dan perkembangan media sosial di era digital yang luar biasa saat ini. Karena itu, menurutnya dunia pendidikan mesti memperkaya literasi peserta didik dengan bacaan berkualitas agar generasi terhindar dari brain rot.

"Di dunia pendidikan memang harusnya sekolah memperkaya perpustakaan sekolah dengan buku-buku berkualitas yang disukai anak-anak sekolah sehingga mereka bisa teralihkan dengan screen time ke baca buku. Kemudian, mereka juga didorong untuk membuat karya tulis, membuat video pendek yang sifatnya ilmiah. Itu harus dilakukan memang di dunia pendidikan, kalau tidak, maka generasi kita rawan mengalami pembusukan otak," tandasnya.[] Tenira

0 Komentar