Gaza Darurat, Solusi Apa yang Akurat?
MutiaraUmat.com -- Penderitaan di Gaza masih belum usai hingga saat ini. Kabar yang didapat pun semakin memanas. Kondisi Gaza terutama anak-anak makin mengenaskan. Lalu, apa yang harus dilakukan untuk menghentikan segala bentuk dan tindak kezaliman ini? Sementara, lembaga perdamaian dunia tidak berhasil memberikan penyelesaian. Gaza butuh solusi yang akurat. Karena, penjajahan yang menimpa saudara di Palestina tidak akan berhenti tanpa adanya solusi yang pasti.
Sebagaimana yang bisa dilihat dari kondisi Palestina beberapa hari yang lalu, tepatnya pada Selasa, 22 Desember 2024, dikabarkan bahwa setiap jam terdapat satu anak yang terbunuh di Palestina akibat serangan brutal yang dilakukan oleh zionis Israel. Hal ini tentunya bukan hanya sekadar angka semata, tetapi ini sudah menyangkut nyawa banyak manusia. Bahkan, yang tidak terbunuh pun tetap terluka baik secara fisik maupun mental mereka. Pernyataan ini sesuai dengan apa yang dilaporkan oleh Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA). Selain nyawa mereka terancam, kehidupan mereka pun juga terancam hilang. Sementara, waktu terus berjalan. Harapan dan masa depan mereka menjadi musnah. Di sisi lain, Israel terus melancarkan aksinya tanpa belas kasihan sedikitpun (Beritasatu.com, 25/12/2024).
Bahkan, tahun 2024 seperti yang dikuti cnnindonesia.com (28/12/2024), disebutkan oleh UNICEF sebagai salah satu tahun terburuk bagi kehidupan anak-anak dalam sejarah. Mengapa demikian? Karena, menurut UNICEF, sebanyak 473 juta anak di seluruh dunia diperkirakan telah hidup di tengah wilayah konflik. Baik bagi anak-anak yang terkena dampak maupun tingkat dampaknya terhadap keberlangsungan hidup mereka. Hal ini dinyatakan oleh Direktur Eksekutif UNICEF Catherine Russel, seperti yang dilansir oleh Al Jazeera pada Sabtu, 28 Desember 2024. Sedangkan pernyataan ini muncul di saat konflik masih terus berkecamuk di berbagai tempat di seluruh dunia, termasuk Gaza, Sudah dan Ukraina.
Lebih parahnya, Israel terus melancarkan serangan militernya dengan melakukan pelanggaran terhadap semua aturan peperangan di jalur Gaza. Hal ini dinyatakan oleh Komisioner Jenderal Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), Philippe Lazzarini, pada Ahad, 22 Desember 2024. Atas tindak kejahatannya, terbitlah surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dan mantan Menteri Israel, Yoav Gallant. Surat penangkapan tersebut, dikeluarkan oleh Mahkamah Pidana Internasional (ICC) pada 2 bulan lalu (Tirto.id, 23/12/2024).
Apa yang menimpa kaum Muslim di Palestina bukanlah soal berperang antara dua pihak, tetapi soal penjajah yang ingin merampas tanah suci secara paksa dengan melakukan genosida. Persoalan Palestina pun juga bukan persoalan baru, tetapi sudah sangat lama bahkan awal mulanya sejak tahun 1948. Hanya saja, persoalan tersebut baru diangkat kembali setelah berita kondisi di Palestina semakin memanas dan semakin banyak korban jiwa yang berjatuhan.
Hal ini seharusnya sudah menyadarkan seluruh umat Islam bahwa tidak ada yang mampu menyelesaikan atau menghentikan penjajahan di Palestina yang terjadi selama berpuluh-puluh tahun lamanya. Dunia internasional yang terlihat turut andil dalam membela Palestina pun sampai saat ini masih belum terbukti keberhasilannya dalam menghentikan penjajahan tersebut. Mirisnya, isu Palestina justru seolah dijadikan kesempatan oleh pemimpin dunia hanya untuk mengambil pencitraan. Sementara solusi 2 negara yang diberikan sama sekali tidak mampu menyelesaikan. Karena solusi tersebut diadopsi dari arahan negara yang mengusung kapitalisme, di mana hal itu tentu tidak akan mampu menyelesaikan perang ideologi ini.
Sebab itu, hakikatnya tidak ada keadilan yang mampu diberikan selama negara masih berpegang teguh kepada sistem kapitalisme sekuler. Alih-alih memberikan keadilan, justru sistem inilah yang merupakan biang dari munculnya segala kerusakan dalam kehidupan. Sehingga, negara yang di bawahnya menerapkan sistem kapitalis mustahil memberikan keadilan. Justru lebih mengarah kepada sikap populis otoriter. Kekuasaan pun dijadikan sebagai wadah untuk memeras rakyat. Memperlakukan rakyat semaunya demi maraih keuntungan materi. Rakyat dijadikan ajang bisnis, sehingga hubungan antara pemimpin dan rakyat ibarat seorang penjual dan pembeli.
Begitupun juga apa yang telah dilakukan oleh negara barat yang menerapkan sistem kapitalisme secara global. Mereka justru secara terang-terangan memberikan bantuan kepada zionis untuk melancarkan aksi zalimnya. Zionis dipasok dengan berbagai macam senjata bahkan tentara untuk membantai warga sipil di Palestina di mana banyak dari korban jiwanya adalah anak-anak. Sementara, para pemimpin negeri-negeri Muslim masih tersibukkan dengan merancang target-target kekuasaan.
Lalu, siapa yang bisa diharapkan untuk menolong Palestina dan negeri-negeri yang terdampak konflik lainnya? Sedangkan, dunia internasional terbukti tidak mampu memberikan solusi bagi Palestina. Di saat kondisi saudara di Palestina sangat darurat, maka kaum Muslim harus segera mencari solusi yang akurat. Dimana solusi tersebut mampu menghentikan persoalan penjajahan di Palestina secara tuntas.
Solusi yang mampu menghentikan penjajahan dan memberikan hukuman secara tegas bagi pelaku kezaliman. Maka, tidak ada jalan lain selain persatuan kaum Muslim. Kaum Mulim tidak boleh diam begitu saja melihat kondisi negeri-negeri Muslim yang terus dijajah tanpa ampun dan belas kasihan. Kaum Muslim harus memiliki agenda sendiri dalam menyelamatkan mereka semua. Dengan menyatukan pemikiran dan perasaan mereka. Lalu, menggerakkan setiap hati kaum Muslim di Timur Tengah khususnya para pemuda untuk bersatu dan bangkit melawan rezim mereka dan bergerak menuju negeri-negeri kaum Muslim yang terjajah untuk membebaskan mereka salah satunya adalah Palestina.
Namun, perlu diketahui, bahwa aktivitas semacam itu tidak akan mampu dilaksanakan tanpa adanya sebuah jamaah yang mampu dijadikan sebagai wadah dakwah mereka. Jamaah ini tentunya bukan sembarang jamaah. Karena yang dibutuhkan adalah sebuah jamaah yang mampu memerangi ideologi kufur. Sebab yang akan mereka lawan adalah penjajah yang mengusung ideologi kufur ini. Sehingga jamaah yang mampu melawan mereka adalah jamaah ideologis. Sementara jamaah ideologis ini sudah ada sejak dulu dan tersebar di seluruh dunia dalam bentuk partai politik ideologis.
Dengan berlandaskan akidah Islam serta mengikuti metode dakwah Rasulullah, partai ideologis telah menyiapkan solusi yang akurat untuk menyelesaikan setiap permasalahan kehidupan termasuk masalah penjajahan yang terjadi di Palestina. Solusi akurat yang diusung partai ideologis Islam ini tentunya bukan solusi yang dibuat oleh manusia, di mana manusia memiliki sifat lemah dan terbatas. Melainkan, solusi tersebut sudah dirancang dan diperintah oleh Allah, Tuhan semesta alam. Solusi akurat tersebut adalah penerapan aturan Islam pada setiap lini kehidupan manusia.
Maka dari itu, tidak perlu berfikir lama jika solusi nyata sudah ada di depan mata. Sudah saatnya seluruh kaum Muslim menyadari akan pentingnya mewujudkan solusi yang akurat ini. Mereka perlu mengorbankan waktu, harta serta tenaga untuk turut andil berjuang di dalamnya. Karena, jika tanpa ada yang memperjuangkan solusi tersebut tidak daat direalisasikan. Sebab solusi tersebut hanya bisa diwujudkan di bawah sebuah institusi negara yang shahih yang bernama Khilafah. Ketika aturan Islam sudah diterapkan pada kehidupan dalam naungan khilafah, maka segala bentuk penjajahan dengan mudah dihentikan.
Wallahu a'lam bishshawab. []
Oleh: Zahra K.R.
(Aliansi Penulis Rindu Islam)
0 Komentar