Umat Butuh Sistem yang Memberikan Keadilan dan Kesejahteraan
Mutiaraumat.com -- Berbagai kezaliman dan ketidakadilan yang dilakukan oleh para penguasa terhadap rakyatnya dari mulai menaikkan berbagai kebutuhan pokok hingga menaikkan ppn seakan terus berulang dan tidak menjadikan umat menjadi kapok.
Terbukti masih banyak umat yang percaya pada sistem yang tengah berlangsung saat ini.
Padahal mereka sudah berulang kali merasakan ketidakadilan dan kezaliman yang diterapkan oleh para penguasa. Umat terus berharap akan muncul sosok yang sholih dan agamis dalam sistem ini yang akan membawa perbaikan.
Padahal mengharapkan suatu kebaikan hendaklah berawal dari sistem kehidupan yang baik dan sistem itu berasal dari pembuat kehidupan itu sendiri yaitu Allah Swt yang telah termaktub dalam Al Qur’an dan As-sunnah.
Mengharapkan munculnya seorang pemimpin yang adil dan sholih tidak mungkin lahir dari sistem yang berasal dari buah pemikiran manusia seperti sistem demokrasi.
Karena hakikatnya demokrasi itu dibuat bukan untuk memberikan keadilan bagi manusia tapi untuk menentang penerapan syariat.
Demokrasi yang selama ini dikenal oleh masyarakat sebagai sistem yang bisa memberikan ruang musyawarah dengan mengutamakan suara terbanyak nyatanya suara terbanyak hanya didapatkan oleh orang-orang yang memiliki modal, rakyat jelata tetap sengsara dan tak mendapatkan keadilan.
Demokrasi hanya memihak orang-orang yang memiliki modal. Rakyat hanya dijadikan alat agar para pemilik modal bisa mendapatkan kekuasaan sehingga akan menambah pundi-pundi kekayaan mereka.
Lalu, mengapa bisa umat masih berharap pada sistem demokrasi yang memproduksi pemimpin zalim dan tidak berpihak pada rakyat?
Ini menggambarkan betapa lemahnya pemikiran umat akan pemikiran politik. Mereka lebih bersikap tak perduli yang penting aman dan tidak mau berkonfrontasi dengan para penguasa. Sebagian besar umat saat ini lebih memilih diam karena kuatnya tekanan penguasa dalam sistem ini.
Kalaupun ada yang menyuarakan kebenaran mereka langsung dibungkam dengan stigma negatif sebagai pembangkang dan pemberontak. Padahal, para penyeru itu hanya menyampaikan sebuah kebenaran yang nantinya akan membawa kepada perbaikan bagi umat.
Yah, para pengemban dakwah hanya menyeru agar para penguasa muslim kembali mengambil Islam sebagai aturan hidup sebagaimana yang diperintahkan oleh sang pemilik dunia, Allah swt.
Para pengemban dakwah hanya ingin mengingatkan agar jangan sampai para pemimpin saat ini termasuk ke dalam penguasa yang tidak diakui oleh Rasulullah dan tidak bisa masuk ke telaganya Rasulullah Saw, sebagaimana hadits berikut ini:
"Bahwa Nabi bersabda kepada Kaab bin Uirah ra., aku memohonkan perlindungan kepada Allah untukmu dari Imarat al sufaha.”Kaab berkata, Apa itu, ya Rasulullah? Rasul bersabda, “Yaitu para pemimpin yang ada sesudahku. Mereka tidak mengikuti petunjukku dan tidak meneladani sunnahku. Siapa saja yang membenarkan mereka dengan kebohongan mereka dan menolong mereka atas kezaliman mereka maka dia bukan golonganku dan aku bukan bagian dari golongannya dan dia tidak masuk ke telagaku. Sebalikya, siapa yang tidak membenarkan mereka dengan kebohongan mereka dan tidak menolong mereka atas kezaliman mereka maka dia termasuk golonganku dan aku termasuk golongannya dan dia akan masuk ke telagaku.” (HR Ahmad, al-Bazzar, lbnu Hibban, al-Hakim).
Dalam hadits ini, Rasulullah Saw telah mengabarkan pada bahwa para pemimpin yang tidak mengambil petunjuk Rasulullah Saw berupa Al Qur’an dan As sunnah maka mereka bukan termasuk golongan Rasulullah Saw dan tidak akan pernah bisa masuk dalam telaganya.
Fenomena para penguasa yang tak mau mengikuti petunjuk Rasulullah Saw kini nyata. Kaum muslimin saat ini di seluruh penjuru dunia hidup dalam sistem yang bukan berasal dari petunjuk Rasulullah yaitu sistem Islam.
Dan fenomena ini merupakan kondisi kaum muslimin terburuk dalam sejarah umat Islam. Umat Islam dikangkangi oleh kekuatan negara-negara kafir dengan sistem kapitalis demokrasi yang berhasil membuat umat Islam jauh dari ajaran agamanya.
Sihir demokrasi telah membius umat Islam di seluruh dunia hingga lupa dan asing dengan ajaran agamanya. Sungguh mantra demokrasi telah mengiring umat Islam sedikit demi sedikit ke jurang kehancuran tanpa disadari.
Oleh karena itu, umat Islam harus segera kembali pada ajaran agamanya agar tidak terus terpuruk dalam lembah gelap demokrasi yang nampak bak madu tetapi hakikatnya racun yang mematikan pemikiran umat.
Umat saat ini butuh pada sosok pemimpin yang menerapkan suatu sistem yang bisa memberikan kesejahteraan dan keadilan bagi seluruh manusia berikut makhluk hidup lainnya. Sistem itu adalah sistem Islam yang rahmatan lil’aalamiin.[]
Oleh: Emmy Emmalya
(Analis Mutiara Umat Institute)
0 Komentar