Harga BBM Akan Lebih Stabil dengan Penerapan Sistem Islam
MutiaraUmat.com -- Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) non-subsidi yang terus menerus terjadi telah menjadi momok bagi masyarakat. Bukan hanya berdampak langsung pada biaya transportasi, tetapi juga memengaruhi harga kebutuhan pokok lainnya. Kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah sering kali dirasa memberatkan, terutama bagi masyarakat dengan penghasilan rendah. Kenaikan harga ini semakin menekan daya beli rakyat, yang seharusnya mendapatkan perlindungan dan jaminan dari negara.
Seperti halnya yang dialami beberapa pengendara sepeda motor di Kota Bogor ketika diwawancarai oleh Kompas.com, Rohati (43) dan Risman (31) mengaku beban hidup mereka semakin berat. Kenaikan harga ini dianggap tidak sebanding dengan pendapatan mereka, memaksa banyak orang untuk menghemat pengeluaran atau mencari alternatif transportasi yang lebih murah. Risman juga mengungkapkan bahwa ia kini lebih memilih menggunakan transportasi umum untuk bekerja (Kompas.com).
Memang, naiknya harga BBM non-subsidi merupakan salah satu dampak dari sistem ekonomi kapitalisme yang saat ini diterapkan di Indonesia. Dalam sistem ini, negara berperan sebagai regulator yang membuka pintu bagi liberalisasi dalam pengelolaan sumber daya alam (SDA). Akibatnya, pengelolaan SDA, termasuk minyak dan gas bumi, lebih banyak dikuasai oleh pihak swasta dan investor asing. Hal ini menguntungkan para kapitalis, sementara rakyat yang sebenarnya pemilik sah SDA ini justru dirugikan.
Di sisi lain, Islam memandang bahwa negara seharusnya berperan sebagai raa'in, yaitu pelindung dan penjamin kebutuhan pokok rakyatnya. Dalam pandangan Islam, pengelolaan SDA bukanlah sesuatu yang bisa diserahkan kepada swasta atau investor asing, melainkan tanggung jawab negara. Dengan menerapkan sistem politik dan ekonomi Islam, SDA akan dikelola oleh negara untuk kemaslahatan rakyat secara keseluruhan, bukan hanya untuk kepentingan segelintir orang.
Konsep kepemilikan dalam Islam memastikan bahwa hasil pengelolaan SDA dikembalikan kepada rakyat dalam berbagai bentuk layanan negara, seperti subsidi, pembangunan infrastruktur, dan fasilitas umum lainnya. Dalam hal ini, harga BBM akan berada dalam kendali negara, sehingga fluktuasi harga minyak dunia tidak akan langsung membebani rakyat.
Dengan adanya baitul mal, sebuah lembaga keuangan negara dalam sistem Islam, negara memiliki berbagai sumber penerimaan yang dapat digunakan untuk menjaga kestabilan harga BBM. Hal ini memungkinkan negara untuk melindungi rakyat dari dampak buruk perubahan harga minyak dunia, yang sering kali menyebabkan kenaikan harga BBM di pasar domestik.
Penetapan harga BBM yang dilakukan oleh pemerintah saat ini juga didasarkan pada regulasi yang berlaku, seperti Kepmen ESDM No. 245.K/MG.01/MEM.M/2022. Namun, dalam sistem kapitalis, kebijakan seperti ini seringkali lebih mengutamakan stabilitas ekonomi makro dan daya beli masyarakat dalam jangka pendek, daripada menjamin kesejahteraan rakyat secara menyeluruh.
Tentunya, penerapan sistem ekonomi Islam akan membawa perubahan yang signifikan dalam pengelolaan SDA, termasuk minyak dan gas bumi. Negara akan memastikan bahwa hasil pengelolaan SDA sepenuhnya digunakan untuk kepentingan rakyat. Dengan demikian, kenaikan harga BBM yang terus menerus dapat dihindari, dan rakyat tidak akan tercekik oleh beban ekonomi yang semakin berat.
Dalam Al-Quran, Allah berfirman dalam Surah al-Baqarah ayat 188 yang artinya, “Dan janganlah sebagian kalian memakan harta sebagian yang lain di antara kalian dengan cara yang batil dan (janganlah) kalian membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kalian dapat memakan sebagian harta benda orang lain itu dengan jalan dosa, padahal kalian mengetahui."
Ayat ini menekankan pentingnya keadilan dalam pengelolaan harta, termasuk SDA, yang harus diatur oleh negara untuk kemaslahatan seluruh rakyat.
Oleh karena itu, dengan penerapan sistem Islam, rakyat akan terlindungi dari kebijakan yang hanya menguntungkan segelintir orang. Harga BBM akan lebih stabil, dan kesejahteraan rakyat dapat terjamin secara menyeluruh. Islam menawarkan solusi yang tidak hanya ekonomis tetapi juga adil dan berkelanjutan, dengan mengedepankan peran negara sebagai pelindung dan penjamin kesejahteraan rakyatnya.[]
Oleh: Aisyah Nurul Afyna, Mahasiswa Universitas Gunadarma
0 Komentar