Harusnya Negara Memfasilitasi bukan Membatasi


MutiaraUmat.com -- Sebentar lagi Indonesia akan melaksanakan peringatan kemerdekaan 17 Agustus. Ada hal yang membuat heran dari perayaan ini, yakni peraturan pelarangan jilbab bagi paskibraka perempuan, alasannya untuk menyeragamkan dengan yang lain. Benarkah demikian?

Dilansir dari gelora.co (14/8/2024) Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi menjelaskan pelepasan hijab sejumlah anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) 2024 bertujuan untuk mengangkat nilai-nilai keseragaman dalam pengibaran bendera.

Ramai aturan pelarangan jilbab ini, mendapat beragam kecaman dari berbagai pihak seperti MUI dan Muhammadiyah, akhirnya BPIP meminta maaf atas aturan tersebut. Apakah harus viral dulu baru revisi aturan?

Dilansir dari Jawapos.com (15/8/2024) Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi akhirnya meminta maaf atas larangan bagi Paskibraka Putri mengenakan jilbab. Kini, Paskibraka putri juga dipastikan bisa mengenakan jilbab saat Upacara HUT ke-79 RI di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur.

Si paling pancasilais nyatanya tidak mampu mengamalkan sila pertama. Pelarangan jilbab ini juga bentuk pelanggaran HAM yakni kebebasan beragama. Hukum Allah saja diotak atik atik apalagi hukum buatan manusia, jangan ya dek ya jangan.

Yang paling kencang teriak radikal radul nyatanya dia sendiri yang radikal, merampas kemerdekaan muslimah untuk taat syariat.

Seharusnya negara memfasilitasi rakyat untuk taat kepada Allah bukan membatasi rakyat untuk taat kepada penciptanya. Jika rakyat taat kepada penciptanya Insyaallah keberkahan akan datang dari arah yang tidak disangka.

Namun, inilah wajah penguasa dalam sistem sekularsime (memisahkan agama dari kehidupan) perlahan rakyat dijauhkan dari ajaran Islam kaffah. Penguasa saat ini terjangkit islalfobia akut.

Seharusnya kita belajar dari muslimah Gaza, mereka teguh mempertahankan jilbabnya tetap melekat dalam tubuh, meski mereka tertidur, mereka takut ketika meninggal dalam keadaan terbuka auratnya. Bukan seperti saat ini yang mana banyak perempuan yang bangga mengumbar auratnya, karena inilah agenda Barat agar generasi asing dengan ajaran agamanya. 

Karena itu wajibnya kita belajar Islam kaffah, jangan sampai penguasa membuat aturan yang menjauhkan dari syariat, rakyat tunduk dan tata. Nauzubillah.


Oleh: Alfia Purwanti 
Analis Mutiara Umat Institute 

0 Komentar