Meir Baruchin: Persoalan Palestina-Israel Bukan karena Netanyahu sebagai Individu, Melainkan...
MutiaraUmat.com -- Salah seorang guru Sejarah asal Isr4el menyatakan, persoalan yang terjadi di Palestina bukanlah semata-mata karena Netanyahu sebagai individu, melainkan sudah menjadi sebuah fenomena (yang menggejala).
“Persoalannya bukan pada Netanyahu sebagai individu. Melainkan Netanyahu sebagai sebuah fenomena (yang menggejala),” ujarnya dalam sebuah video singkat yang dirilis oleh YouTube TRT World, Rabu (10/04/2024).
Menurut Meir, andai Netanyahu tidak ada lagi sekalipun, tetapi kabar buruknya, fenomena Netanyahu, akan tetap berada di tengah-tengah masyarakat Isr4el untuk beberapa tahun ke depan.
Meir membeberkan, Netanyahu sangat mengenal model fraksi-fraksi dalam masyarakat Isr4el. Dan mengetahui cara menciptakan konflik antara perbedaan sekte-sekte yang ada dalam masyarakat (struktur sosial) Isr4el. Sehingga kondisi yang demikian, membawa keuntungan bagi Netanyahu. Bukan hanya dari konflik dengan warga Palestina saja.
“Secara susunan struktur sosial kemasyarakatan, Netanyahu juga membangun konflik antar kalangan agamis Yahudi dan sekuler. Misalnya seperti kalangan Askenazi Yahudi dan Sephardi Yahudi, antara si kaya dan miskin. Netanyahu paham betul bagaimana menciptakan energi yang akan menguntungkannya,” bebernya.
Dilihat dari sisi ekonomi masyarakat Isr4el yang dibangun Netanyahu sekalipun, lanjut Meir, berada dalam keadaaan yang buruk. Tensitas antar msayarakat sangat tinggi, serangan-serangan juga sering terjadi. Namun, Netanyahu harus memelihara banyak konflik dalam negeri agar dapat berdiri di hadapan kamera dan mengatakan penyebab semuanya adalah Hamas, Hizbullah, ataupun Iran sebagai kelompok teroris.
“Lihatlah, ekonomi dalam negari buruk, tensitas antar masyarakat tinggi, serangan-serangan juga banyak. Namun, semua Netanahyu harus melakukan hal yang sama agar dapat berdiri di hadapan kamera dan mengatakan, “Hamas, Hizbullah, Iran, adalah teroris,” tambahnya.
Kata guru Sejarah itu, orang-orang secara otomatis memilih Netanahyu dengan propaganda kebencian sedemikian rupa, juga menebar ketakutan.
“Jalan yang dimenangkan ketika pemilu berlangsung di sini, di Isr4el adalah membangkitkan semangat kebencian dan menebar ketakutan. Anda tidak akan memenangkan pemilu di Isr4el dengan damai dan cinta,” pungkasnya. []M. Siregar
0 Komentar