Inilah Penyebab Tren Yolo Menjadi Gaya Hidup Dikalangan Generasi Muda Muslim
MutiaraUmat.com -- Trainer Parenting Islami, Hj. Ir. Dini Sumaryanti membeberkan penyebab Yolo menjadi tren gaya hidup generasi muda di negara yang mayoritas Muslim.
"Ada beberapa penyebab Yolo menjadi tren gaya hidup generasi muda di negara yang mayoritas Muslim," ungkapnya dalam _Program Cahaya Muslimah, Parenting Islami: YOLO (You Only Live Once) Dibiarkan atau Harus Diwaspadai?
di kanal YouTube Sultan Channel, Jumat (17/05/2024).
Pertama, generasi muda telah kehilangan jatidiri. Sebagai seorang muslim harusnya mereka menggunakan standar hidup Islam, tetapi sekarang mereka memakai standar Barat. Di usia remaja saatnya mereka mencari jatidiri, mencoba segala macam, tetapi mudah terpengaruh dan terbawa pada gaya hidup Barat.
"Dan mereka memang terfasilitasi untuk seperti itu dengan pola pengasuhan orang tua, dengan kurikulum dan pendidikan yang diterima di tengah masyarakat itu membuat mereka yang memang akhirnya tidak punya jatidiri. Nah, ketidakpunyaan jatidiri inilah yang membuat mereka mudah sekali untuk menerima hal-hal baru, baik itu yang benar maupun yang salah," terangnya.
Kedua, derasnya informasi. Derasnya informasi membuat mereka juga mudah menerima hal-hal baru. Karena sebagaimana diketahui bahwa pemikiran, perasaan, dan perbuatan seseorang akan memengaruhi pemahamannya. Apa yang mereka baca setiap hari di sosial media, vidio-vidio yang mereka lihat, perilaku masyarakat dan orang-orang di sekitarnya akan membentuk pemahaman mereka.
"Dan harus kita ketahui juga bahwa ini bukan terjadi begitu saja. Ini adalah hasil konspirasi yang memang ditujukan kepada generasi muda Islam. Kalau kita bahas konspirasi, ini adalah upaya Barat untuk menjajah negeri-negeri Muslim. Sekarang bentuk penjajahan itu tidak memakai teori hard power, sudah tidak dengan kekuatan senjata, tetapi sudah dengan teori soft power," ujarnya.
Ia menyampaikan, teori tentang soft power dalam buku yang berjudul Soft Power The Means to Sucess in Work Politic, karangan Joseph Samueli Junior, mantan asisten Menteri Pertahanan Amerika Serikat untuk urusan keamanan internasional. Dalam buku tersebut Joseph mengeluarkan suatu teori yang amat berpengaruh dalam bidang hubungan Internasional yaitu dengan teori soft power.
"Soft power adalah kemampuan untuk mendapatkan apa yang diinginkan melalui daya tarik dan pengaruh diplomasi tidak dengan paksaan. Karena jika memakai konsep hard power, kekuatan militer konvensional selain biayanya besar itu juga akan menimbulkan perlawanan terbuka. Dengan konsep soft power lebih murah biayanya. Mereka gelontorkan dana untuk program soft power ini karena lebih meminimalisir biaya dan memberikan citra positif kepada negara-negara penjajah," jelasnya.
Menurutnya, konsep dari soft power ini bentuknya digitalisasi dan globalisasi. Konsep soft power tersebut dikampanyekan begitu keras dan di balik itu semua ada sebuah konspirasi dengan salah satu bentuknya adalah penjajahan untuk menguasai pasar di negara-negara Muslim.
"Barat bisa menguasai pasar dan generasi muda Islam menjadi konsumerisme. Generasi muda menjadi bodoh, enggak bisa jadi pemimpin, dan hanya mau enaknya saja. Kebayangkan negeri kita ini akan jadi seperti apa? jika bentuk penjajahan nya memakai konsep soft power," pungkasnya. []Rina
0 Komentar