Derita Panjang Palestina Gegara Nation State
MutiaraUmat.com -- Paska keberhasilan penjajah Barat yang dimotori Inggris berhasil menghancurkan negara Islam Khilafah Utsmaniyah maka yang eksis hingga kini di dunia Islam adalah negara bangsa alias nation state.
Sebagai program penjajah agar umat Islam tetap terpecah belah dalam negara bangsa dan tidak mampu bersatu lagi dalam bentuk negara Islam khilafah. Inilah keberhasilan utama penjajah sekaligus kekalahan telak umat Islam.
Sejak keruntuhan Khilafah Utsmaniyah hingga berakhir perang dunia kedua maka berpecahbelahlah negri negri Islam dalam bentuk nation state sekitar 50 negara lebih. Sementara Palestina yang sejak perjanjian Balfor diberikan kepada Inggris berakhir sebagai tanah jajahan dengan berdirinya entitas penjajah yahudi di sana pada tahun 1948. Dan PBB yang berdiri sejak 1945 paska berakhirnya perang dunia kedua merupakan lembaga internasional bentukan negara negara penjajah untuk melanggengkan penjajahan termasuk di Palestina.
Palestina yang dibebaskan pertama kali oleh Sayidina Umar ra sebagai kepala negara Islam Madinah yang kedua hingga Khalifah terakhir Khilafah Utsmaniyah selalu aman dan damai untuk semua agama berubah menjadi ladang pembantaian bagi umat Islam oleh penjajah yahudi laknatullahi alayhim.
Palestina yang selama dalam kekuasaan Islam menjadi tempat damai bagi tiga agama besar berubah menjadi neraka bagi umat Islam. Entitas penjajah dan penjarah yahudi telah melakukan pembantaian tidak terhitung lagi sejak 1948 hingga kini dengan korban jiwa umat Islam tidak terhitung pula.
Oleh karena itulah tidak mengherankan jika sekarang ini terjadi lagi pembantaian yang mereka lakukan. Bahkan rumah sakit, sekolah dan kamp pengungsi yang menurut hukum internasional tidak boleh diserang, dibom juga oleh mereka dengan pongah. Bom fosfor yang juga dilarang mereka gunakan pula.
Pendek kata semua aturan dilanggar begitu saja oleh penjajah Yahudi di depan tatapan mata PBB dan negara penjajah. Amerika Serikat, Perancis, Inggris negara kafir penjajah terang terangan mendukung anak kandung mereka. Bahkan Amerika terlibat langsung mendukung dengan mengirimkan bom, rudal dll hingga kapal induknya pun siap di perairan terdekat.
Mengapa PBB diam? Ya jelas lah. PBB memang milik penjajah Amerika. Pastinya akan membela penjajah. Kalau pun ada resolusi PBB yang mengecam entitas penjajah itu pastilah hanya basa basi sebagaimana puluhan resolusi selama ini.
Bagaimana dengan para pemimpin negeri Islam khususnya para tetangga Palestina? Kok diam saja?
Mengapa mereka diam saja dan hanya menonton pembantaian umat Islam Palestina di depan hidung mereka paling tidak karena tiga hal:
Pertama, semua tetangga Palestina adalah nation state yang memang dirancang agar tidak peduli dengan negara bangsa yang lain. Tidak boleh ikut campur urusan negara bangsa yang lain. Meskipun mereka adalah sesama muslim yang secara syariat wajib saling membela dan melindungi. Itulah kenyataan negara bangsa bentukan penjajah semisal Arab Saudi, Mesir, Yordania, Syuriah, Irak, Iran, Turki.
Kedua, kedudukan para penguasa Timur Tengah dijamin dan dilindungi oleh penjajah Amerika yang merupakan bapak asuh entitas penjajah Yahudi. Sudah menjadi rahasia umum bahwa keberadaan mereka sebagai penguasa negeri Arab karena diangkat, didudukkan minimal direstui Amerika. Sehingga jika mereka berani melawan Amerika pastinya akan dilengserkan dengan berbagai cara seperti yang sudah terjadi selama ini sejak nation state itu dibentuk oleh penjajah baik sebelum maupun setelah perang dunia kedua.
Ketiga, oleh karena itulah keberadaan para penguasa itu jutsru menjadi pelayan penjajah baik untuk mengendalikan umat Islam agar terus tidak bangkit maupun menjaga eksistensi entitas penjajah yahudi itu. Merupakan kemustahilan kita berharap saudi dkk mengirim pasukan untuk mengusir entitas Yahudi itu dari Palestina.
Jelaslah bahwa tanpa peran penting Amerika sebagai bapak asuh entitas penjajah yahudi dan baby sitter nation state disekitar Palestina maka negara penjajah kecil itu tak akan eksis.
Jika bukan karena para penguasa antek penjajah yang mengontrol umat Islam dengan negara bangsa maka umat tidak akan terus terpecah belah dan lemah seperti sekarang ini. Umat Islam akan lebih mudah bersatu kembali dalam naungan negara khilafah hingga dengan mudah bisa segera berjihad mengusir penjajah itu hingga derita palestina akan segera berakhir.
Baginda Rasulullah SAW bersabda:
قَرَأْتُ بِخَطِّ أَبِي الْحُسَيْنِ مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ الرَّازِيِّ ، أنا أَبُو الْحَسَنِ أَحْمَدُ بْنُ عُمَيْرِ بْنِ جَوْصَا ، أَنْبَأَنَا أَبُو عَامِرٍ مُوسَى بْنُ عَامِرٍ ، أَنْبَأَنَا الْوَلِيدُ بْنُ مُسْلِمٍ ، أَنْبَأَنَا مَرْوَانُ بْنُ جَنَاحٍ ، عَنْ يُونُسَ بْنَ مَيْسَرَةَ بْنِ حَلْبَسٍ ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ” هَذَا الأَمْرُ كَائِنٌ بَعْدِي بِالْمَدِينَةِ ، ثُمَّ بِالشَّامِ ، ثُمَّ بِالْجَزِيرَةِ ، ثُمَّ بِالْعِرَاقِ ، ثُمَّ بِالْمَدِينَةِ ، ثُمَّ بِبَيْتِ الْمَقْدِسِ ، فَإِذَا كَانَ بِبَيْتِ الْمَقْدِسِ فَثَمَّ عُقْرُ دَارِهَا ، وَلَنْ يُخْرِجَهَا قَوْمٌ فَتَعُودَ إِلَيْهِمْ أَبَدًا ” . يَعْنِي بِقَوْلِهِ بِالْجَزِيرَةِ : أَمْرٌ مَرْوَانَ بْنَ مُحَمَّدٍ الْحَمَّارَ ، وَبِقَوْلِهِ بِالْمَدِينَةِ : بَعْدَ الْعِرَاقِ ، يَعْنِي بِهِ الْمَهْدِيَّ يَخْرُجُ فِي آخِرِ الزَّمَانِ ، ثُمَّ يَنْتَقِلُ إِلَى بَيْتِ الْمَقْدِسِ وَبِهَا يُحَاصِرُهُ الدَّجَّالُ ، وَاللَّهُ أَعْلَمُ
“Perkara ini (khilafah) akan ada sesudahku di Madinah (Yastrib), lalu di Syam, lalu di Jazirah, lalu di Iraq, lalu di Madinah (Konstantinopel), lalu di Al-Quds (Baitul Maqdis). Jika ia ada di al-Quds, pusat negerinya akan ada di sana dan siapa pun yang memaksanya (ibu kota) keluar dari sana (al-Quds), ia tak akan kembali ke sana selamanya.”
Hadis ini dikeluarkan oleh Ibnu Asakir dalam kitab tarikhnya (Tarikh Dimasyq, 1/185) dan Nu’aim bin Hammad dalam kitabnya (al-Fitan, 276).
Semoga Allah segera menghancurkan nation state penjaga entitas penjajah yahudi itu dan umat Islam bisa segera bersatu untuk berjihad melenyapkan entitas penjajah itu dibawah komando Amirul mukminin. Allaahu Akbar!.[]
Oleh: Ustaz Abu Zaid
Ulama Aswaja
0 Komentar