Mengakhiri Derita Palestina Tak Cukup Hanya Boikot Produk Entitas Yahudi
Mutiaraumat.com -- Memasuki bulan Ramadhan tahun ini situasi di Jalur Gaza semakin memprihatinkan, dengan separuh dari 2,3 juta jiwa penduduknya berlindung di Rafah untuk menghindari gempuran Israel. Banyak dari mereka yang tinggal di bawah tenda plastik dan menghadapi kekurangan makanan yang parah, suasananya juga dipenuhi dengan kemuraman.
Bagi mereka suasana Ramadhan tak ada bedanya dengan 5 bulan yang telah mereka lewati yaitu tidak adanya makanan yang bisa mereka makan. Astaghfirullah, begitu miris dan menyayat hati ketika mendengar berita terkait saudara kita di Palestina.
Sebagai saudara seiman, tidak ada kekuatan besar yang bisa kita lakukan untuk menolong mereka selain berdoa, mengirim bantuan makanan dan melakukan boikot produk-produk penjajah Israel, karena kita sebagai rakyat tak memiliki kekuasaan yang mampu menghentikan kekejaman dan kebengisan Israel.
Hanya sebuah negara yang memiliki kekuatan yang bisa menolong Palestina dan menghentikan kebiadaban Israel dan sekutu-sekutunya. Karena negara memiliki kekuatan militer yang bisa memimpin rakyatnya untuk bergerak melawan penjajahan.
Negara-negara di seluruh dunia terkhusus dunia Islam pun tak mampu berbuat apa-apa karena Israel didukung penuh oleh negara yang dianggap sebagai negara super power dunia. Mereka diam seribu bahasa dan tunduk patuh dalam genggaman Amerika dan sekutu-sekutunya.
Inilah mengapa ikhtiar umat Islam di seluruh dunia untuk memboikot produk Israel tak memberikan pengaruh secara signifikan terhadap eksistensi Israel bahkan tekanannya terhadap Palestina semakin brutal hingga saat ini.
Mengapa ini bisa terjadi? Ini karena ideologi yang dibuat oleh entitas yahudi (Israel) masih dipakai oleh umat Islam dalam sistem pemerintahannya yaitu sistem demokrasi yang merupakan turunan dari ideologi kapitalisme.
Yah, sistem demokrasi masih dipegang erat oleh seluruh umat Islam di dunia ini bahkan ajarannya begitu dielu-elukan dan disakralkan oleh sebagian besar umat Islam di dunia. Bahkan, orang yang mengkritik demokrasi dianggap golongan yang intoleran, radikal dan dilekatkan dengan framing jahat lainnya.
Padahal, andaikan umat Islam mau berpikir sejenak dan merenungi serta mencermati justru sistem demokrasi inilah biang keladai dari kesengsaraan umat Islam saat ini. Umat dipaksa untuk berpikir dan bersikap sekuler agar agama tidak dilibatkan dalam mengatur negara. Karena hakikat dari demokrasi itu sendiri itu adalah dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat yang berarti semua hukum berasal dari manusia bukan dari sang pencipta manusia.
Maka, tak mengherankan jika fenomena umat Islam yang tak paham akan syari'at Islam sangat mengejala saat ini, karena negara yang menerapkan sistem demokrasi sekuler membiarkan umat Islam bodoh akan agamanya bahkan sengaja dijauhkan dari ajaran agamanya agar tidak bisa bangkit dan menghapus ideologi kapitalisme.
Langkah untuk memboikot produk-produk Israel adalah suatu yang perlu diapresiasi tapi jangan sampai ideologinya masih kita pakai, seharusnya sama-sama kita boikot dan ganti dengan sistem Islam sehingga umat Islam bisa bersatu dalam naungan Islam dan bangkit berjuang untuk melawan Israel dan sekutu-sekutunya.
Karena untuk melawan sebuah negara yang menerapkan sebuah ideologi yaitu ideologi kapitalisme harus dihadapi oleh sebuah negara yang memiliki ideologi pula dan Islam memiliki kekuatan untuk itu.
Tapi karena umat Islam tersekat oleh batas nasionalisme yang dibentuk oleh sistem Kapitalisme itu sendiri akhirnya umat Islam sulit untuk bersatu. Oleh karena itu, ikatan ideologi kapitalisme itu harus dilepaskan dan umat Islam harus kembali pada ikatan ideologi Islam agar Israel dan sekutunya tidak akan berani lagi berbuat semena-mena terhadap umat Islam.
Langkah seperti inilah yang hingga saat ini belum banyak diambil oleh umat Islam. Umat Islam masih terbuai oleh janji manis kapitalisme yang isinya hanya bualan semata.
Mulai saat ini, umat Islam harus mulai berbenah diri dan mulai untuk bangkit memperjuangkan tegaknya syariat Islam agar kesengsaraan dan kenespaan umat Islam segera berakhir tidak hanya bagi rakyat Palestina tapi juga untuk umat Islam di seluruh penjuru dunia.
Jangan dikira umat manusia yang saat ini bisa tenang karena masih bisa menemukan makanan dan tidak dijajah secara fisik seperti halnya di Palestina hidupnya bahagia dan terbebas dari kesulitan hidup, mereka pun terdampak sistem kapitalisme, seperti di Indonesia harga sembako yang semakin meroket dari hari ke hari juga berimbas pada kesulitan masyarakat untuk mengakses makanan.
Efek merusak sistem ini tidak hanya menimpa umat Islam saja tapi juga umat manusia di seluruh belahan dunia, mereka juga berada dalam berbagai kesulitan kehidupan yang sama. Tidak ada yang lepas dari cengkraman sistem rusak ini.
Sudah saat umat manusia khususnya umat Islam yang memiliki potensi kekuatan ideologi untuk menghempaskan ideologi kapitalis ini dan segera kembali menuju kebahagiaan hakiki yaitu dengan memperjuangkan Islam sebagai satu-satunya sistem yang layak untuk memimpin dan mengatur kehidupan manusia.[]
0 Komentar