Sulitnya Ekonomi Mematikan Fitrah Ibu
MutiaraUmat.com -- Seorang ibu tega melakukan tindakan pembunuhan terhadap bayi yang baru saja dilahirkannya, dengan cara menenggelamkan ke dalam ember yang berisi air. Setelah bayi tidak bernyawa ia membuang ke semak-semak di kebun milik warga setempat. Insiden tragis itu terjadi pada Kamis, 18 Januari 2024, Di Desa Membalong, Kecamatan Membalong, Kabupaten Belitung. Faktor ekonomi diduga menjadi pemicu dari tindakan tragis tersebut. Tingginya beban hidup telah mematikan fitrah keibuannya.
Sosok ibu yang penyayang dan penuh kelembutan kian hilang dalam sistem ini. Sistem demokrasi kapitalisme 'sukses' melahirkan generasi ibu yang bermental rapuh dan tidak sedikit yang menghilangkan nyawa anak sebagai solusi dari permasalahan yang tengah dihadapi.
Tentu banyak faktor pemicu yang mendorong ibu melakukan tindakan menghabisi nyawa anaknya. Di antaranya adalah aspek keimanan. Lemahnya iman membuat ibu tidak bisa berpikir jernih sehingga gelap mata dan tidak menyadari bahwa anak adalah karunia dan amanah dari Allah Swt. yang harus dijaga dan dirawat dengan penuh kasih sayang, yang berhak mendapatkan pendidikan terbaik dan pengasuhan terbaik.
Kelak diakhirat Allah Swt. akan meminta pertanggungjawaban orang tua terhadap pengasuhan dan pendidikan anaknya.
Di samping itu, faktor dukungan keluarga juga berperan penting dalam mencegah ibu membunuh bayinya sendiri. Keluarga seharusnya menjadi garda terdepan dalam memberikan dukungan terhadap ibu dalam menjalankan fungsi utamanya sebagai ummun warabbatul bait (ibu pengatur dalam rumah tangga). Sayangnya, di dalam sistem demokrasi kapitalisme, para ibu justru dipaksa oleh keadaan untuk ikut serta dalam menanggung beban ekonomi keluarga. Yang pada akhirnya, kelahiran anak dianggap menjadi beban tambahan dalam keluarga.
Sementara itu, dukungan dari masyarakat juga tidak berjalan. Sistem demokrasi kapitalisme telah melahirkan masyarakat yang bersikap individualis, sehingga lemah kepedulian terhadap masyarakat, mereka hanya mementingkan diri sendiri tanpa peduli dengan keadaan orang sekitar. Mereka disibukkan dengan urusan masing-masing sehingga tidak punya perhatian pada ibu yang kepayahan dalam kehamilannya. Ditambah lagi, negara abai dalam memberikan perlindungan pada rakyat nya terkhusus bagi kaum ibu.
Negara seharusnya tampil terdepan sebagai pelindung yang memberikan kesejahteraan bagi rakyatnya. Bukan hanya pandai beretorika, tetapi nihil dalam mewujudkan. Hal ini adalah suatu keniscayaan dalam sistem kapitalisme. Maka wajar jika nasib rakyat terutama kaum ibu semakin terpuruk.
Ibu Butuh Pelindung
Sejatinya, negara harus memberikan perlindungan kepada kaum ibu. Negara seharusnya menanamkan keimanan yang kuat pada kaum ibu. Sehingga, ketika dihadapkan dengan ujian kehidupan tidak membuat mereka kehilangan harapan pada Allah Taala.
Negara juga seharusnya memberikan kesejahteraan bagi rakyatnya, termasuk para ibu. Negara harus berperan aktif dalam mewujudkan masyarakat dan keluarga yang peduli pada keselamatan ibu dan janin yang dikandungnya.
Tapi sungguh sayang, negara yang menerapkan sistem demokrasi kapitalisme telah gagal dalam memberikan perlindungan serta kesejahteraan bagi rakyatnya, terutama bagi ibu dan anak. Banyaknya kasus penganiayaan ataupun tindakan menghilangkan nyawa pada bayi seharusnya menjadi PR besar bagi penguasa. Penguasa hanya memberikan sanksi tapi tidak memberikan solusi terhadap persoalan yang melatarbelakangi terjadinya tindakan penghilangan nyawa tersebut.
Penguasa yang lahir dari sistem demokrasi kapitalisme telah abai dalam menjalankan fungsinya sebagai pelayan rakyat. Penguasa justru mengabdikan dirinya pada kepentingan segelintir orang. Kebijakan yang lahir dari negara hanya untuk kepentingan para pemilik modal. Ditambah lagi, penguasa juga sibuk memikirkan kontestasi politik untuk mengamankan kursinya dan kelompoknya. Sedangkan penderitaan rakyat, dianggap angin lalu yang tidak penting dan negara tidak memberikan solusi hakiki dalam menyelesaikan masalah tersebut.
Maka dari itu peran keluarga, Masyarakat bahkan negara sangat dibutuhkan dalam mewujudkan perlindungan bagi para ibu.
Islam Memuliakan Ibu
Sistem demokrasi kapitalisme telah mematikan fitrah seorang ibu. Berbeda dengan sistem islam. Islam memandang ibu adalah makhluk mulia yang harus dijaga dan dirawat fitrahnya. Islam sangat memuliakan para ibu karena mereka telah menanggung beratnya tugas kehamilan dan melahirkan .
Allah Swt. berfirman:
“Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu.” (QS Luqman: 14).
Islam Menjamin Kesejahteraan Ibu dan Anak
Negara Islam khilafah melindungi kaum ibu dari berbagai kesulitan, termasuk kesulitan ekonomi. Karena negara sadar akan fungsinya sebagai junnah (perisai) yang melindungi seluruh rakyatnya, bukan melindungi para segelintir orang. Kesejahteraan ibu dan anak bisa didapatkan melalui berbagai mekanisme:
Pertama, dari jalur nafkah. Para ibu tidak diwajibkan untuk bekerja dan mencari nafkah. Nafkah didapatkan dari suaminya atau walinya, dengan begitu kaum ibu tidak akan menanggung beban ekonomi keluarga. Sehingga ibu bisa menjalankan perannya sebagai pengatur dalam rumah tangga secara optimal.
kedua, dukungan dari masyarakat. Sistem Islam akan melahirkan masyarakat yang memiliki rasa kepedulian yang tinggi. Sehingga anggota masyarakat akan senantiasa meringankan dan membantu saudaranya yang sedang ditimpa kesulitan ekonomi. Mereka akan saling berbagi dan saling mengasihi.
Ketiga, mekanisme negara. Negara Islam akan memberikan santunan kepada rakyat yang miskin atau fakir. Negara Islam akan membuka lapangan pekerjaan bagi kepala rumah tangga, sehingga para ayah tidak kesulitan dalam memenuhi nafkah untuk keluarga. Negara islam akan memastikan kesejahteraan bisa dirasakan oleh seluruh rakyat bukan untuk segelintir orang.
Hal ini bisa terwujud karena Islam mempunyai sistem ekonomi dan politik yang mampu mewujudkan kesejahteraan rakyatnya. Sehingga meniscayakan ketersediaan dana untuk mewujudkannya.
Dengan penerapan syariat islam secara kaffah dalam daulah Khilafah, kesehatan ibu akan terjaga baik jiwa ataupun raganya. Para ibu akan memberikan kasih sayang terbaik dalam mengasuh dan mendidik anak-anaknya. Sehingga akan lahirlah generasi peradaban yang cemerlang.
Oleh: Aqila Deviana
Aktivis Muslimah
0 Komentar