Diskriminatif Media atas Masalah Palestina
MutiaraUmat.com -- Diskriminatif media atas masalah Palestina sangat terasa. Karena setiap kita membaca berita tentang peristiwa tersebut, selalu berat sebelah. Media Barat menyebut apa yang dilakukan Palestina adalah "massacre" alias pembantaian terhadap entitas zionis. Sedangkan apa yang dilakukan oleh entitas zionis adalah pembalasan dan pembelaan pembantaian tersebut. Media terus menampilkan penderitaan yang dialami oleh entitas zionis dan menyebut pembantaian tersebut terjadi karena peristiwa 7 Oktober. Media berusaha memframing Hamas sebagai pelaku.
Umat Muslim di seluruh dunia tidaklah sebuta itu untuk mempercayai framing media Barat. Padahal perang tersebut sudah berlangsung sejak 75 tahun yang lalu dan korban sebenarnya adalah justru rakyat Palestina. Tapi sayangnya genoside terhadap perempuan dan anak-anak Palestina, pemerkosaan dan pembantaian tersebut dibiarkan hingga 75 tahun.
Tidak hanya itu, banyak dari postingan yang membela Palestina dihapus sepihak oleh otoritas medsos karena dianggap melanggar komunitas mereka. Sedangkan postingan playing victim ala zionis semakin banyak dibiarkan berseriwelan di dunia maya. Inilah yang akan kita bahas kali ini.
Sikap diskriminatif media terkait penjajahan entitas zionis Yahudi kepada Palestina bukan hal yang baru. Sejak Islam runtuh pada tahun 1924, dunia dipimpin oleh ideologi kapitalisme dan kapitalisme tersebut berusaha untuk melenyapkan musuh utama yang bisa mengancam hegemoni atau kekuasaan kapitalisme atas dunia, musuh tersebut tidak lain adalah Islam.
Jadi, mereka memiliki dendam sekaligus ketakutan kepada dunia Islam. Ketakutan jika Islam menang lagi, maka kejayaannya akan kembali juga. Oleh karena itulah, mereka melakukan segala cara agar Islam tidak bisa bangkit lagi dan cara yang paling efektif yang digunakan adalah dengan memanfaatkan media sebagai alat propaganda mereka atau alat menyebarkan berita-berita dan isu-isu yang disesuaikan dengan kepentingan mereka.
Maka dalam hal ini mengenai masalah Palestina, Barat menggunakan media untuk membungkam kebenaran yang ada serta membuat narasi-narasi fitnah agar dunia melihat Hamas dan Palestina sebagai pelaku utama kejahatan dalam perang Palestina melawan penjajahan entitas zionis Yahudi. Mereka akan membuat narasi-narasi yang membuat dunia beralih membela Israel dan membiarkan genoside yang terjadi di Palestina.
Sebagai seorang Muslim, kita harus cerdas dalam memilah-milah berita. Jangan mau tertipu dengan segala narasi menyesatkan yang diberikan oleh media-media yang tunduk kepada Barat. Karena itu semua bertujuan untuk mengkriminalisasi gerakan perlawanan rakyat Palestina dan membenarkan kebrutalan zionis Yahudi sebagai tindakan mempertahankan diri. Faktanya, adalah bahwa ini jelas-jelas kebrutalan dan kekejian zionis Yahudi kepada rakyat Palestina yang sudah terjadi sejak 75 tahun lalu.
Dalam update terbaru AFP, Jumat (5/1/2024), Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan serangan Israel sudah menewaskan 22.435 orang sejak meletus 7 Oktober hingga Kamis waktu setempat. Dalam 24 jam terakhir, korban jiwa menembus angka 125 orang di mana 57.614 terluka. (cnbcindonesia.com, 5/1/2024)
Tidak cukup itu saja, entitas zionis Yahudi secara juga brutal menyerang rumah sakit, pasar, fasilitas umum dan mayoritas korbannya adalah anak-anak, lansia serta wanita. Permasalahannya adalah Barat tidak hanya menguasai medianya untuk menyerang Islam, kapitalisme juga berusaha menyerang pemikiran kaum Muslim dengan menjauhkan kaum Muslim dari aturan agama atau yang biasa kita sebut dengan sekularisme.
Hal tersebut membuat banyak kaum Muslim yang tidak mengenal agamanya sendiri dan membuat mereka menjadi pribadi-pribadi yang mudah sekali termanipulasi oleh fakta-fakta palsu yang disebarkan di media sosial. Bahkan, mereka melihat problem Palestina dalam kacamata Barat. Sehingga ada saja orang yang melabeli Palestina sebagai penjahat, ada juga karena pengaruh mindset kapitalisme dan membuat mereka fokus mengejar materi dalam hidup mereka. Sehingga, ketika perang Palestina melawan penjajah entitas zionis Yahudi itu muncul, mereka tidak ingin menunjukkan keberpihakan mereka kepada siapapun atau memilih untuk diam karena takut kehilangan pekerjaan.
Itulah kenapa, perlu bagi kita untuk memahami Islam secara lebih mendalam agar menjadi pribadi-pribadi yang tidak mudah termanipulasi oleh berita-berita bohong atau fitnah-fitnah yang disebarkan oleh media pendukung Israel.
Muslim harus memahami bahwa hidup tidak bisa dipisahkan dari agama. Allah Ta'ala sudah memberitahu di dalam Al-Qur'an surah Adz-Dzariyat ayat 56 bahwasanya orientasi hidup kita adalah untuk mengejar ridha Allah Ta'ala bukannya materi.
Kita juga tidak boleh mengabaikan penderitaan yang dialami oleh rakyat Palestina. Karena Allah Ta'ala akan meminta pertanggungjawaban kepada kita kelak. Maka sebagai seorang Muslim, semestinya kita harus berani untuk menampakkan keberpihakan kita dan terus berjuang, bersuara demi membebaskan Palestina. Karena ini adalah dorongan keimanan kita.
Penguasaan media ini juga diperkuat secara hukum dalam dalam kapitalisme. Contohnya Uni Eropa dengan Undang-Undang Layanan Digital dapat menghapus postingan-postingan yang disebut dengan disinformation content. Undang-undang tersebut adalah bentuk dukungan kepada kebrutalan entitas zionis Yahudi dan mendukung upaya mengusir dan memusnahkan rakyat Palestina.
Inilah yang terjadi, ketika negara-negara di dunia tunduk kepada kekuasaan kapitalisme. Mereka tidak ingin kaum Muslim mengetahui solusi sebenarnya dari masalah ini dan agar kaum Muslim terus tersesat dalam pembelaan yang keliru.
Oleh karena itu, sangat penting peran kita di sini adalah untuk ikut menguasai lalu lintas media sosial dengan rajin ikut menyebarkan solusi hakiki dari masalah Palestina. Kita juga harus bisa menjelaskan dimedia bahwa apa yang diperlukan Palestina adalah hadirnya kekuatan riil berupa institusi politik khilafah yang siap menggerakkan kekuatan yang dimiliki kaum Muslim di seluruh dunia termasuk senjata dan tentara.
Penjajahan Israel harus dilawan dengan jihad. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an surah Al-Baqarah ayat 191:
وَاقْتُلُوْهُمْ حَيْثُ ثَقِفْتُمُوْهُمْ وَاَخْرِجُوْهُمْ مِّنْ حَيْثُ اَخْرَجُوْكُمْ وَالْفِتْنَةُ اَشَدُّ مِنَ الْقَتْلِۚ
Bunuhlah mereka (yang memerangimu) di mana pun kamu jumpai dan usirlah mereka dari tempat mereka mengusirmu. Padahal, fitnah itu lebih kejam daripada pembunuhan.
Dan untuk menyambut seruan rakyat Palestina, maka kita pun harus menyambut sesuai dengan firman Allah SWT dalam Al-Qur'an surah Al Anfal ayat 72:
وَإِنِ ٱسْتَنصَرُوكُمْ فِى ٱلدِّينِ فَعَلَيْكُمُ ٱلنَّصْرُ
Jika mereka meminta pertolongan kepada kalian dalam urusan agama ini, maka kalian wajib menolong mereka.
Maka di mana peran kita sekarang? Peran kita adalah berusaha memegang teguh tali agama Allah SWT dan berjuang untuk menegakkan kehidupan Islam di bawah naungan khilafah. Media harus kita manfaatkan untuk menyebarkan dakwah Islam ke seluruh penjuru dunia dan menjadikan khilafah menjadi opini umum yang diterima oleh masyarakat dan diidam-idamkan oleh seluruh umat manusia. []
Nabila Zidane
Jurnalis
0 Komentar