Bagaimana Sikap Indonesia terhadap Perjuangan Palestina?
MutiaraUmat.com -- Muhammad Husein Gaza mengatakan pentingnya membicarakan Hamas dikarenakan hal itu berkaitan dengan sikap Indonesia terhadap perjuangan Palestina?
"Kenapa bicara Hamas itu penting? Karena ini kaitannya dengan sikap Indonesia terhadap perjuangan Palestina," bebernya di YouTube Muhammad Husein Gaza: Para Capres Berani Jawab Enggak, nih? Hamas Teroris Bukan? Rabu (10/01/2024).
"Bagi saya sikap Indonesia terhadap isu Palestina enggak bisa dilepaskan dari sikap Indonesia mengenai siapa Hamas ini bagi pemerintah Indonesia. Karena jujur saja selama ini Gaza diserang oleh negara-negara Barat seperti Amerika, Inggris, Perancis, dan Israel, tentunya itu dengan klaim bahwa di Gaza ini adalah sarang teroris." jelasnya.
Muhammad Husein mempertanyakan siapa teroris yang dimaksud Barat. Disitulah esensinya ketika membahas Palestina, tentunya ada Hamas dan Fattah. Tidak bisa di beda-bedakan antara isu Palestina dan isu Hamas dan Fattah. Bicara Palestina tentu bicara Hamas dan Fattah.
"Maksud saya, selama ini masyarakat Indonesia masih terbelah ketika melihat isu Palestina," ujarnya
Ia juga menjelaskan bahwa dalam pembukaan UUD 45, Indonesia tegas mengatakan, "sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan pri kemanusiaan dan pri keadilan." Jurnalis sepakat, sekarang zonis Israel statusnya di mata Indonesia adalah penjajah.
"Jadi kalau masih ada orang Indonesia mengaku NKRI dan dia masih pro terhadap Israel. Maka, jangan ragu, kita katakan bahwa ini adalah pengkhianat bangsa Indonesia dan tidak pantas menyebut dirinya warga NKRI. Sampai sini kita paham, kita selalu sepakat bahwa Indonesia anti Israel anti Zionisme," tambahnya.
Husein menyampaikan ada hal yang perlu diluruskan terkait Hamas, karena di sini masih ada sebagian orang Indonesia yang setuju bahwa penjajahan di Palestina harus dihapuskan. Tetapi di sisi lain dia juga menganggap Hamas ini teroris, kenapa? Mungkin karena latah terhadap Inggris, Amerika, Prancis, dan negara Eropa. Sehingga ikutan melabeli Hamas dengan teroris. Dengan label ini maka ada sebagian orang Indonesia yang masih berkiblat pada pola pikirnya Amerika.
Jadi menurutnya, jangan kaget kalau ada orang mengatakan saya bersama Palestina tetapi saya tidak bersama Hamas. Padahal Hamas adalah gerakan perlawanan Islam Palestina.
"Padahal, keislaman kita menegaskan tidak boleh keluar dari koridor-koridor agama Islam. Jadi, kalau ada fitnah yang mengatakan bahwa Hamas memperbolehkan membunuh orang-orang yang memiliki pemikiran lain daripada mereka, ini tidak terbukti. Karena saya tinggal di Gaza 12 tahun dan saya tidak pernah melihat Hamas membantai orang Fattah. Enggak ada! Justru sesama Hamas Fattah ini saling simpati," jelasnya.
Jadi menurutnya, menganggap aneh bila mendukung Palestina, tetapi tidak dengan Hamas. Menurutnya, kedekatannya dengan para petinggi Hamas, para petinggi Fatah, para petinggi jihad Islami, ia mendapati relasi di antara mereka biasa saja. Tetapi di Indonesia justru masih banyak orang yang terjebak dalam kegalauan dualisme tersebut.
"Lantas, bagaimana Hamas menurut penilaian orang-orang Indonesia, seperti apa sih? Teroris atau bukan? Amerika jelas mengatakan teroris, tetapi Indonesia enggak pernah mengatakan Hamas teroris," lugasnya.
Menurutnya, ini abu-abu, sehingga ia sangat berharap agar tidak ada lagi abu-abu, tidak ada lagi konflik di antara masyarakat Indonesia, di antara kubu yang meyakini Hamas adalah gerakan perlawanan yang sah dan dilindungi oleh undang-undang Internasional dengan kubu lain yang mengatangan Hamas teroris.
"Semua enggak akan bisa terselesaikan kalau pemerintah tidak bersuara dengan tegas. Maka dari itu saya sangat berharap kalau ada debat Capres setelahnya saya mau mendengar. "Wahai Pak Anis, wahai Pak Prabowo, wahai Pak Ganjar kalau kalian menjadi presiden kalian mau berkata apa tentang Hamas?" harapnya.
Kemudian ia mengatakan seraya menantang ketiga Capres, berani enggak para Capres bersikap dengan tegas bahwa Hamas ini teroris atau bukan. Kalau Hamas teroris, ia meminta para Capres mengatakan teroris agar umat Islam tidak terjebak membantu pergerakan yang dianggap teroris oleh pemerintah atau kalau ternyata menurut para capres bukan teroris, sampaikan bahwa Hamas gerakan perlawanan yang sah dan dilindungi oleh undang-undang Internasional supaya clear. Agar tidak ada lagi Yahudi-Yahudi pesek berkulit sawo matang yang terus merongrong, menggembosi, dan menuduh gerakan Hamas sebagai gerakan teroris. Apalagi menyamakan
antara Hamas dengan ISIS. Padahal beda jauh, ISIS telah menyembelih tawanannya. Para tawanan disandera kemudian mereka tembak lanjut dibunuh dan dibakar. Karena ISIS bukan dari Islam, bukan gerakan Islam.
"Kalau Hamas, jelas tawanannya dimuliakan oleh mereka. Jadi, ketika kemarin membahas tentang kata-kata Pak Probowo ketika mengatakan bahwa Gaza ini tertindas karena lemah bukan berarti saya ini kontra atau anti terhadap Prabowo, enggak! Misalnya pak Anies atau dari Pak Ganjar saya tetap akan kritis sampai clear. Maka dari itu saya melihat Paslon kemarin ini lumayan ramai, terutama komentarnya malah menjajakan Prabowo mengungkap keburukan tentang Gaza," jelasnya.
Ia juga menyampaikan prinsipnya bahwa siapa pun pilihannya, siapa pun capresnya, itu tetap orang Indonesia, tetap saudara kaum Muslim.
"Jangan mau dipecah-pecah oleh banyak pilihan, dan orang-orang yang paham, orang-orang yang cerdas akan mengetahui bahwa perpecahan ini menimbulkan kelemahan pada kita dan ini menguntungkan zionis, karena zionis ingin kita terpecah-belah," pungkasnya.[] Indah Setyorini
0 Komentar