Palestina Masih Membara, Khilafah Solusi Nyata
MutiaraUmat.com -- Kondisi Palestina semakin membara. Semenjak Hamas melancarkan serangan ke zionis Yahudi 7 Oktober 2023 yang lalu yang dibalas oleh Yahudi dengan serangan bertubi-tubi sehingga menghancurkan pemukiman warga, berbagai infrastruktur dan tempat-tempat umum seperti rumah sakit, sekolah dan lain-lain. Juga telah menelan korban jiwa sebanyak lebih 18.000 jiwa dari pihak Gaza, Palestina. Kebanyakan korban adalah warga sipil yang terdiri dari perempuan dan anak-anak.
Pada tanggal 11 Desember 2023 kebiadaban zionis Yahudi semakin menjadi-jadi. Masjid Agung Omari yang merupakan masjid tertua dan terbesar di Jalur Gaza, Palestina, menjadi salah satu target penghancuran dari banyaknya bangunan yang hancur akibat serangan Israel. (Detik.com, 11 Desember 2023).
Perlu umat Islam dan seluruh dunia ketahui lagi, semenjak diproklamirkannya negara Israel oleh PBB yaitu tahun 1948 M. Semenjak itulah Palestina terjajah yang menelan korban lebih dari ratusan juta jiwa serta menghancurkan ribuan infrastruktur dan lain-lain. Dan serangan yang dilakukan Hamas terhadap zionis Yahudi tanggal 7 Oktober tersebut merupakan bentuk perlawanan yang telah menjajah Palestina selama 75 tahun lebih. Karena itu, tidaklah pantas untuk menyalahkan Hamas atas tragedi ini dengan menyebut Hamas pemicu peperangan dan sebagai terorisme. Justru pihak zionis-lah dan pendukung dibelakangnya seperti AS, Inggris dan Perancis, serta para penguasa Muslim terutama penguasa Arab yang membebek kepada Barat-lah yang layak disebut teroris sejati sumber malapetaka bagi Palestina.
Sudah menjadi rahasia umum, kalau PBB-lah yang menempatkan Yahudi Israel pertama kalinya di tanah Palestina. Berbagai persenjataan juga disokong oleh negara adidaya kufur AS yang mengusung sebuah ideologi kapitalisme. Namun, penguasa Muslim masih saja berharap kepada lembaga kufur internasional ini memberikan solusi terkait Palestina dengan solusi dua negara dan gencatan senjatanya. Yang pada hakikatnya hanya menguntungkan bagi zionis Yahudi.
Selama ini resolusi gencatan senjata yang diberikan oleh PBB nyatanya membuat wilayah Palestina semakin berkurang. Salah satu bukti nyata yaitu hilangnya peta atas nama Palestina. Dan dilihat dari peta terbaru, hanya ada nama Gaza sebagai wilayah Palestina dan hanya tinggal lebih kurang 5 persen dari sebelumnya. Maknanya sudah 95 persen wilayah Palestina diduduki oleh penjajah zionis Yahudi.
Karena zionis Yahudi Israel didukung oleh negara adidaya, maka yang bisa menghentikan kebiadaban Yahudi Israel tersebut tiada yang lain kecuali oleh negara adidaya pula yang berlandaskan Islam yang mengusung ideologi Islam yaitu khilafah.
Dengan tegaknya kembali sistem khilafah, maka khalifah sebagai pemimpin kaum Muslim akan menyatukan seluruh negeri-negeri Islam yang saat ini tersekat oleh nasionalisme. Dan khalifah akan mengerahkan semua pasukan kaum Muslim untuk membebaskan Palestina dari cengkraman zionis Yahudi Israel.
Umat Muslim se-Dunia Wajib Perjuangkan Khilafah
Hanya saja negara adidaya Islam, khilafah saat ini belum ada. Sebab telah diruntuhkan oleh keturunan Yahudi Mustafa Kamal pada tanggal 3 maret 1924 Masehi yang dimotori oleh nggris. Sedangkan jamaah yang memperjuangkan khilafah yaitu Hizbut Tahrir hingga saat ini belum mampu untuk mewujudkannya. Maka dari itu seluruh umat Islam se-dunia wajib untuk ikut bersama memperjuangkan tegaknya kembali khilafah. Umat Islam tidak boleh berdiam diri saja dan menunggu khilafah yang diperjuangkan oleh Hizbut Tahrir ini tegak atau yang banyak dan sering diyakini umat Islam saat ini bahwasanya imam Mahdi-lah yang menegakkan khilafah.
Padahal keyakinan dan ikhtiar harus berjalan bersama. Tidak akan mungkin Islam sampai menguasai dua pertiga dunia dan berkuasa selama lebih dari tiga belas abad lamanya. Jikalau Rasulullah dan para sahabat hanya berdiam diri saja, memohon kepada Allah atas kemenangan Islam yang telah Allah janjikan kemenangannya tanpa melakukan dakwah dan futuhat (membebaskan negeri-negeri).
Karena itu, jika umat memang betul-betul menginginkan kemerdekaan bagi Palestina, kedamaian bagi Palestina tidak cukup hanya menunggu, sekedar berdoa, melakukan aksi boikot, berbagai kecaman, dan lain-lain. Apalagi berharap kepada lembaga kufur PBB dan solusi dua negara. Justru hal itu adalah sebuah bentuk pengkhianatan terhadap tanah suci Al-Aqsha dan menyalahi syariat. Karena solusi sejati bagi Palestina adalah enyahnya entitas zionis Yahudi dari tanah Palestina.
Sementara untuk melenyapkan entitas Yahudi ini hanya dengan mengusir Yahudi hingga ke akar-akarnya dengan cara memerangi mereka. Dengan satu komando jihad dari khalifah dan khilafah akan menyediakan berbagai keperluan perang tersebut tanpa ada yang bisa mengintimidasi dan menghentikannya. Karena itu jika kaum Muslim masih dalam cengkeraman kekuasaan kapitalisme global dan sekat nasionalisme seperti saat ini tidak akan mampu memerangi. Apalagi penguasanya sedang menjalin kemesraan dengan pihak zionis dan Barat.
Karena itu tiada cara lain bagi umat selain bersama-sama mewujudkan kembali perisai umat ini (khilafah). Selain khilafah adalah janji Allah (wa'dullah) dan kabar gembira (bisyarah) dari rasul-Nya yang pasti akan tegak, walaupun orang-orang kafir, musyrik dan munafik tidak menyukai tegaknya agama Allah secara sempurna melalui khilafah. Memperjuangkan khilafah juga merupakan amal jariyah yang akan mendapatkan pahala tiada putus walaupun para pengembannya sudah tiada. Karena kejayaannya akan diwariskan kelak ke generasi berikutnya. Wallahu a'lam bishshowab
Oleh: Fadhilah Fitri, S.Pd.I.
Analis Mutiara Umat Institute
0 Komentar